Blog

Growth Mindset: Mental Health di Era Digital

Menurut WHO, Mental Health adalah keadaan sehat ketika individu menyadari potensi diri yang dimiliki, mampu melakukan copping stress dengan baik, produktif apabila bekerja dan mampu memberikan kontribusi positif terhadap lingkungannya. Era digital membawa perkembangan dan perubahan besar dalam banyak aspek, akan tetapi juga menyebabkan pengidap penyakit mental semakin tinggi, terutama di kalangan Gen-Z.

Gen-Z atau Generasi Zoomer tumbuh dan berkembang dalam era teknologi sejak mereka lahir. Mereka adalah kelompok individu yang mengalami dan menyaksikan kecanggihan era digital. Hal ini, membuat Gen-Z dapat mengakses Informasi dengan mudah dan cepat. Tidak hanya itu, mereka juga lebih sering berkomunikasi secara intens dengan kelompoknya melalui teknologi, yaitu sosial media, seperti WhatsApp, Instagram, Facebook, Twitter dan berbagai sosial media lainnya.

Teknologi bisa menjadi pelayan yang hebat tetapi tuan yang buruk

Caitlyn Jenner

Dampak Teknologi Digital

Gen-Z adalah kelompok individu yang kelak dapat menjadi pemimpin dan sangat bermanfaat dalam lingkungan, apabila memperoleh pendidikan yang layak. Gen-Z juga diyakini dapat melahirkan dan menciptakan generasi-generasi lain dengan daya saing yang semakin tinggi. Generasi Z menjadi kelompok individu yang paling muda dan memiliki pengetahuan tinggi pada masa ini. Namun, mereka sering mengalami ketergantungan dengan aktivitas di internet dan media sosial.

Dengan demikian, perlu untuk memperkuat para Generasi Z, termasuk dalam aspek Mental Health. Akan tetapi, kesulitan yang dihadapi Generasi Z saat ini adalah rentan terhadap penyakit mental yang selalu ingin instan dalam menyelesaikan sesuatu. Hal ini terjadi sebab sebagian besar kehidupan Generasi Z bergantung pada teknologi, sehingga cenderung mengabaikan keadaan yang terjadi dalam lingkungan sebenarnya. Permasalahan terkait Mental Health yang dihadapi Generasi Z dipengaruhi oleh intensitas terpapar internet dan sosial media yang tinggi.

Mental Health

Penilitian yang dilakukan pada 260 mahasiswa di India menunjukkan, 241 siswa (92,7%) setuju bahwa depresi, kecemasan, self harm dan gangguan makan merupakan masalah Mental Health yang sering dialami oleh Generasi Z. Perkembangan era digital yang pesat juga berdampak pada Mental Health Generasi Z. Data pada Mini International Neuropsychiatric Interview (MINI) menunjukkan, hampir semua provinsi di Indonesia yang memiliki remaja berusia dibawah 15 tahun mengalami penyakit mental seperti depresi dan hanya 9% dari mereka yang memutuskan untuk berobat kepada psikiater dan psikolog.

Tingginya pengidap penyakit mental di usia remaja disebabkan oleh berbagai faktor, seperti tenaga kerja profesional yang kurang pada psikolog, era globalisasi yang semakin pesat, adanya kesenjangan sosial yang terjadi di lingkungan, infrastruktur dan bantuan pemerintah yang masih kurang dalam mendukung Mental Health masyarakat. Hal ini membuat generasi Z kurang memperhatikan dirinya ketika mengalami permasalahan terkait Mental Health yang membutuhkan bantuan tenaga profesional secara medis maupun psikolog.

Menerapkan Growth Mindset dalam meningkatkan Mental Health

Berdasarkan hal tersebut, memperkuat Mental Health menjadi hal yang penting untuk ditingkatkan pada Generasi-Z, sehingga mereka mampu beradaptasi dengan baik di era yang serba digital. Oleh karena itu, Growth Mindset menjadi salah satu solusi bagi remaja Generasi-Z agar mengetahui pentingnya menjaga Mental Health pada usia dini.

Growth Mindset atau pola pikir pertumbuhan membantu Generasi Z untuk meningkatkan Mental Health dan mengembangkan keterampilan baru agar tetap relevan. Dengan menerapkan pola pikir seperti ini, Generasi Z akan pandai memanfaatkan peluang dengan baik di era digital yang serba cepat ini.

Reskiani Mas bakar, A. Putri Maharani Usmar. “Growth Mindset dalam Meningkatkan Mental Health bagi Generasi Zoomer”. Jurnal Hasil Pengabdian Masyarakat 2.2 (2022): 122-128.

Tidak ada jalan instan untuk tempat yang bernilai pergi. Semuanya membutuhkan komitmen, pekerjaan keras dan kegigihan.

brendon burchard

Penulis: Nur Fauziah (50200123068)

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button